Siklus Hidup Dari Hewan Tupai Terbang

Siklus Hidup Dari Hewan Tupai Terbang – Setiap makhluk hidup di bumi ini pasti memiliki siklus hidupnya masing-masing. Semua yang bernyawa memang pasti akan menuju pada kematian. Namun antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya pasti berbeda-beda. Antara hewan dan manusia juga pasti berbeda-beda. Begitu juga dengan tupai, mamalia kecil yang mirip dan sering disamakan dengan bajing. Padahal tupai dan bajing adalah dua spesies hewan yang berbeda. Tupai pemangsa serangga dan jarang memakan biji-bijian maupun buah. Begitupun sebaliknya. Jenis- jenis tupai terbang sendiri ada beraneka macam, dari banyaknya macam tersebut yang paling populer dan sering ditemui adalah jenis Southern Flying Squirrel atau Glaucomys Volans yang jika diartikan dalam bahasa Yunani adalah tikus abu-abu yang bisa terbang. Namun kata-kata terbang ini sebenarnya hanyalah kiasan semata, sebenarnya tupai bukan terbang, melainkan hanya melayang dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Habitat tupai di Indonesia persebarannya hampir ada di seluruh kepulauan Indonesia, Pulau besar dan pulau kecil hampir semuanya menjadi habitat dari tupai terbang.

Yang paling terkenal adalah Sumatra Flying Squirrel yaitu tupai terbang asli Indonesia yang mendiami hutan pulau Sumatera. Tupai terbang biasanya membuat lubang pada pohon-pohon besar yang sudah mati sebagai sarangnya, agar lebih hangat dan nyaman mereka meletakkan daun dan ranting. Bahkan terkadang jika ada sarang burung yang sudah tidak dipakai atau ditinggalkan, mereka akan membawa ke sarang mereka dan dijadikan alas tidur.

Tupai memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup hutan, kebiasaan mereka yang sering meletakkan kacang-kacangan pada sembarang tempat menjadi penanaman alami pohon di hutan. Itulah alasan mengapa pemerintah di beberapa daerah melarang keras perburuan tupai. Tupai adalah jenis hewan nokturnal yang lebih senang mencari makan di malam hari. Dengan melayang dari satu pohon ke pohon lain juga memudahkan tupai mencari serangga, dan makanan lainnya. Indra penciumannya yang tajam turut membantunya untuk mencari makan dalam kegelapan. Alasan lainnya tupai berburu pada malam hari adalah karena tupai tidak pintar meloloskan diri dari burung pemangsa yang aktif mencari makan di siang hari serta dari pemangsa-pemangsa lain yang membahayakan dirinya.

Tupai terbang biasanya berkembang biak setahun sekali yaitu pada bulan Mei atau Juni. Dengan masa kehamilan 1 bulan lebih 15 hari tupai terbang biasanya melahirkan 2 sampai 6 anak, fakta menarik lainnya sejak dilahirkan bayi-bayi tupai ini selalu dirawat dan dijaga oleh induk betinanya sampai tiba waktunya mereka bisa mandiri dan meninggalkan sarang, induk jantan sama sekali tidak berperan dalam upaya membesarkan dan menjaga anak-anak mereka. Tupai dewasa umumya berusia 1 sampai 2 tahun, kemudian siklus bisa kembali berulang. Saat masa-masa menjaga bayi-bayi tupai terbang inilah induk betina banyak berkorban, pada siang dan malam hari predator bisa ada dimana saja, misalkan saja rakun. Dengan indra penciumannya yang tajam dan kemampuan memanjatnya yang cepat mengharuskan induk betina selalu waspada dan harus siap berpindah-pindah sarang dari pohon satu ke pohon yang lainnya.

Ada siang haripun induk betina juga harus tetap waspada karena lebih banyak predator yang aktif di siang hari. Seperti kucing hutan, elang yang siap memangsa setiap saat, dan masih banyak lagi. Jika kamu ingin memelihara hewan menggemaskan ini pastikan terlebih dahulu peraturan setempat di desamu memperbolehkan untuk menangkap tupai dan dijadikan sebagai binatang peliharaan.